Bandar LampungBerita TerkiniHukumNasional

Polemik Dana Publikasi PRL, Ketua Apindo Lampung Ary Nilai Wartawan Permalukan Diri

BANDAR LAMPUNG | PotretKasus.com Rasullah pernah berpesan, jika kau bekerjasama dengan orang lain bayar lah hak nya sebelum keringatnya kering, jika keringat nya telah kering sementara hak nya belum kau penuhi maka dia tergolong orang yang terzhalimi, doanya pasti terkabul.

Apa yang dipesankan oleh Rasullah tersebut amat lah tepat untuk menggambarkan perilaku kurang terpuji Ketua Apindo Lampung Ary Meizari, yang diduga telah merendahkan profesi jurnalis.

Asumsi tersebut bukanlah opini, melainkan fakta pesan WhatsApp yang dikirimkan oleh Ketua Apindo Lampung itu kepada salah satu jurnalis yang telah berjibaku memberitakan kegiatan Pekan Raya Lampung.

Terkadang sebagai jurnalis yang tentu selalu mengedepankan profesionalisme dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, wartawan pun harus siap dan ikhlas menerima pandangan sebelah mata dari narasumber.

Para seniman tinta ini, bukannya mendapatkan apresiasi atas apa yang telah mereka lakukan, namun justru mendapatkan cibiran.

Diketahui, awak media yang menjadi mitra panitia penyelenggara Pekan Raya Lampung, selama ini telah berkoordinasi dengan baik terkait pemberitaan pelaksanaan kegiatan tahunan itu.

Bahkan seorang panitia Pekan Raya Lampung yang juga berprofesi sebagai jurnalis berinisial N, membuat group WhatsApp yang anggotanya adalah mayoritas awak media di Provinsi Lampung.

“Kami diundang untuk menjadi mitra dalam pelaksanaan Pekan Raya Lampung. Kami diminta membangun narasi yang baik, agar pemberitaan pelaksanaan Pekan Raya Lampung dapat diakses oleh seluruh masyarakat Lampung, ” ujar beberapa wartawan yang sehari hari telah meliput Pekan Raya Lampung.

Para awak media melanjutkan, dalam peliputan kami tentu tidak mengharap imbalan. Namun tentu dalam pelaksanaan kegiatan itu, panitia telah menyiapkan anggaran publikasi.

“Kan ada anggaran untuk publikasi. Kami yang menjadi mitra dan telah meliput kegiatan itu, tentu ada komitmen pembayaran secara profesional. Dan saat kami menanyakan hak yang telah dijanjikan oleh panitia pelaksana itu, malangnya tak pernah ditunaikan,” ujarnya.

Berdasarkan pengakuan salah satu jurnalis, saat dia mencoba menanyakan terkait komitmen pembayaran secara profesional pada salah satu panitia dengan inisial N. Saudari N justru meminta jurnalis itu untuk berkomunikasi langsung dengan Yanuar Irawan dan Ary Meyzari.

Malangnya, saat wartawan membagikan berita terkait keluhan belum ditunaikannya hak para wartawan itu pada Ketua Apindo Lampung Ary Meyzari melalui WhatsApp, justru mendapat pesan balasan yang kurang mengenakan hati.

“O yach, emang boleh nerima kompensasi ya.. apa ngga nyalahin kode etik tuch bro, haha.. sebenernya sich baru mau di kasih besok, hehe… tapi anyway berita itu sebenarnya mempermalukan wartawan sendiri apa ngga yach🤭🤭,” ujar Ary Meizari.

Pesan WhatsApp Ketua Apindo Lampung tersebut, mendapatkan kritik dari penggiat literasi nasional Ahmad Buchori.

Menurut Ahmad Buchori, tak selayaknya sebagai Ketua Apindo Lampung dia menyampaikan narasi seperti itu.

Seharusnya, imbuh Ahmad Buchori, sampaikan saja narasi yang baik. Tidak kah dia berempati pada kawan-kawan jurnalis yang telah membantu publikasi Pekan Raya Lampung?

“Tinggal dijawab saja dengan baik dan santun. Setiap penyelenggaraan even berskala besar, jika dikelola oleh even organizer berpengalaman dan profesional pasti telah menyiapkan dana publikasi. Jika dana publikasinya tidak ada, sampaikan saja dengan baik. Jangan justru menyampaikan narasi yang terkesan menghakimi,” tutupnya.

Hingga berita ini diterbitkan, Ketua Apindo Lampung Ari Meyzari belum dapat dikonfirmasi. Pesan yang kami kiri. melalui WhatsApp belum direspon. (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button