TULANG BAWANG | PotretKasus.com –Peristiwa tersebut terjadi usai rapat paripurna DPRD Tulang Bawang yang juga bersamaan dengan aksi demontrasi para guru honorer beberapa hari lalu.
Asisten I Pemkab Tulang Bawang Akhmad Suharyo mengatakan, dirinya tidak ada niat dan maksud membentak.
Sebenarnya, kata Akhmad Suharyo, saat kedua wartawan sedang mewawancarai Kepala Dinas Pendidikan Ristu Irham terkait isu pemecatan guru honorer yang ikut dalam aksi demontrasi di gedung DPRD, dirinya tidak ada pembentakan.
Hanya, lanjutnya, hal tersebut memang sudah menjadi nada orang Lampung yang berbicara sedikit keras.
“Tidak ada permasalahan, saya juga minta maaf bila adinda berdua merasa dibentak, semua itu hanya miskomunikasi. Karena memang nada orang Lampung dikenal bersuara tinggi sehingga seperti orang membentak,” kata Suharyo ditemui diruang kerjanya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tulang Bawang Alamsyah mengatakan, kejadian ini menjadi pembelajaran bagi semuanya.
Ia juga berharap peristiwa tersebut tidak terulang kembali di Kabupaten Tulang Bawang.
“Saya berharap miskomunikasi seperti ini tidak terulang kembali, khususnya di Kabupaten Tulang Bawang. Alangkah baiknya bila kita dapat saling menjaga dan menghormati profesi satu sama lainnya,” ucapnya.
Sementara itu, kedua wartawan tersebut dengan lapang dada juga menerima permintaan maaf Pejabat Tulang Bawang itu.
Mereka berharap peristiwa tersebut tidak terjadi kembali di Kabupaten Tulang Bawang.
Kedua wartawan tersebut dan Asisten I Tulang Bawang juga sepakat untuk sama-sama berkontribusi membangun Kabupaten Tulang Bawang sesuai tupoksi masing-masing.
Sebelumnya diberitakan, seorang Pejabat Tulang Bawang membentak dua orang wartawan saat meliput aksi demo guru honorer di Kantor DPRD setempat.
Dua wartawan yang dibentak saat menjalankan tugas jurnalisme tersebut yakni Gilang dari Media Saburai TV dan Rachmad Al Amin dari Radar Tuba.
Peristiwa tersebut bermula saat dua wartawan melakukan konfirmasi terkait isu pemecatan guru honorer yang ikut dalam aksi demontrasi.
Ketika itu dua wartawan tersebut baru saja selesai mewawancarai Kepala Dinas Pendidikan Tulang Bawang Ristu Irham soal isu pemecatan guru honorer yang ikut dalam aksi demontrasi.
Tiba-tiba datang Asisten I Pemkab Tulang Bawang Akhmad Suharyo.
Dua wartawan tersebut kemudian mendapat bentakan pejabat Tulang Bawang tersebut.
“Saya ini juga wartawan, saya juga paham tentang kode etik. Kalian bertanya itu harus disebutkan narasumber itu dari mana jangan asal buat opini,” bentak Ahmad Suharyo.
Pembentakan yang dilakukan oleh Asisten I tersebut sontak membuat keduanya terkejut.
Mengingat saat itu narasumber yang bersangkutan yakni Kepala Dinas Pendidikan yang sudah diwawancarai sudah selesai memberikan keterangannya.
“Kami syok dengan ucapan yang terlontar dari seorang pejabat daerah, yang tiba-tiba mengaku dirinya sebagai wartawan dan berucap dengan nada tinggi kepada kami. Padahal kami tidak sedang mewawancarai beliau,” terang keduanya. (*)