JakartaNasional

Raja Batu Bara Salip Kekayaan Djarum-BCA

JAKARTA | PotretKasus.com Perebutan gelar orang terkaya di Indonesia semakin sengit. Kini sosok raja batu bara kian mendekati urutan pertama setelah menyalip Bos Grup Djarum pada Selasa, (18/7/2023).

Taipan pemilik tambang batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Low Tuck Kwong berhasil menggeser Bos Grup Djarum Michael Hartono di posisi kedua orang terkaya di Indonesia. Ia kini mengempit harta sebanyak US$25,8 miliar atau setara Rp386,9 triliun, menurut daftar Forbes Real Time Billionaires.

Harta pria yang kerap disapa Datuk Low Tuck Kwong tersebut terpaut tipis dari Michael Hartono yang menggenggam kekayaan sebanyak US$25,3 miliar atau Rp379,3 triliun. Kedua taipan tersebut mengalami penurunan kekayaan masing-masing sebanyak 2,85% dan 0,53% dalam semalam.

Meski begitu, pria berumur 75 tahun tersebut belum berhasil menyalip kekayaan saudara Michael, yaitu Budi Hartono. Diketahui, Budi Hartono masih bergengger di posisi pertama orang terkaya di Indonesia dengan perolehan harta sebanyak US$26.500.000.000, atau setara Rp397,4 triliun.

Sebagai informasi, Low Tuck Kwong adalah pemilik perusahaan batu bara Bayan Resources (BYAN). Tahun lalu, harga saham BYAN meningkat tajam.

Ini tak lepas dari faktor Invasi yang diluncurkan presiden Rusia Valdimir Putin ke wilayah Ukraina. Guncangan tersebut menimbulkan sejumlah efek domino bagi ekonomi global, termasuk melambungnya harga komoditas ekspor unggulan RI, batu bara.

Berkah tersebut dirasakan oleh bos-bos batu bara yang kekayaan bersihnya meningkat tajam, termasuk Low Tuck Kwong. Ia diketahui aktif mengakumulasi saham BYAN lewat pembelian di pasar reguler secara perlahan sejak 2021.

Kinerja keuangan perusahaan yang cemerlang ditopang rekor harga batu bara, harga saham yang terbang, serta penambahan kepemilikan saham menjadi racikan luar biasa, pada akhirnya mampu membuat Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya di seantero jagat Indonesia pada awal 2023.

Meski mampu melengserkan duo Hartono, kekayaan Low Tuck Kwong sangat volatil dikarenakan oleh sejumlah hal. Pertama sumbernya tidak terdiversifikasi dan nyaris secara eksklusif berasal dari BYAN, artinya pergerakan saham BYAN akan sangat mendikte jumlah harta Low Tuck Kwong, for better or worse.

Kedua, bisnis yang digeluti sangat bergantung pada harga komoditas yang juga sangat volatile. Jika harga batu bara mendingin, pada akhirnya valuasi BYAN juga diperkirakan akan tertekan dan berpengaruh pada kekayaan Low Tuck Kwong. Menurut data RTI, per 30 Juni 2023, Low Tuck Kwong menggenggam 60,98% saham BYAN. (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button