TUBABA (PK) – Modus korupsi anggaran pada satuan kerja perangkat daerah di Kabupaten Kota, tampaknya perlu menjadi perhatian bersama oleh semua pihak. Integritas aparatur penegak hukum, adalah ujung tombak untuk menekan praktik korupsi.
Menelisik adanya dugaan praktik korupsi pada Dinas perpustakaan Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Lampung, Tahun anggaran 2021 dan tahun 2022, diduga dikemas dengan perencanaan hingga anggaran yang digunakan tampak tidak logis dan terkesan sengaja dibengkakkan dan dibuat pos-pos anggaran kecil.
Berdasarkan investigasi media, tahun 2021 Dinas Perpustakaan Tubaba merealisasikan anggaran mencapai 630 juta lebih diluar anggaran gaji dan tunjangan pegawai sebesar 1,8 miliar. Sedangkan tahun 2022 sebesar 600juta diluar gaji dan tunjangan pegawai sebesar 1,9 miliar.
Pada dua tahun anggaran tersebut berturut-turut merealisasikan program kegiatan gemar membaca dengan anggaran mencapai 200 jutaan. Sedangkan kemasan pos anggaran lainnya disisipkan pada anggaran logistik kantor dan pelayanan umum kantor hingga mencapai 300 jutaan.
Pemecahan anggaran yang dibuat dengan pos-pos anggaran kecil, seakan pemanis uraian dan rincian anggaran program kegiatan agar tidak tampak mencolok dan tidak menjadi perhatian, jutaan, belasan juta hingga puluhan juta dikemas seolah-olah bentuk kegiatan yang banyak dan efisien.
Selain itu diduga terdapat kegiatan yang dilakukan secara bersama dengan satu mata anggaran dan melakukan pertanggungjawaban untuk beberapa kegiatan yang berpotensi dugaan praktik korupsi.
Penelusuran media pada Rabu (18/1/2023) di Dinas Perpustakaan Tubaba, Kepala Dinas Rodiyanto, M.Pd didampingi Sekretaris dan Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan dinasnya merupakan kegiatan yang melibatkan sekolah seni Tubaba.
“Kegiatan kita banyak, kita ini kan menggandeng sekolah seni tubaba, jadi kegiatan itu untuk pelatihan menulis, membaca puisi dan berkarya hasil dari pelatihan tersebut kita tulis dalam bentuk buku dan kita bagikan ke sekolah launching ya kemarin di uluan unghik ” kata Rodiyanto
Sedangkan dijelaskan oleh Kepala bidang pengembangan perpustakaan dan gemar membaca, Sri Hartati bahwa anggaran yang mereka kelola tersebut di gunakan untuk keperluan bimbingan teknis.
“Kalau untuk besaran Anggaran tahun 2021 yang di maksud seperti peliharaan sarana perpustakaan ditempat-tempat umum sebesar 144 juta itu untuk kegiatan pelatihan menulis yang di selenggarakan di dua lokasi yaitu Lambung Kibang dan TBT hasil dari itu kami jadikan lomba” kata Sri Hartati
Kegiatan pemberian penghargaan gerakan budaya gemar membaca dengan anggaran mencapai 74 juta gunakan biaya konsumsi, yang melibatkan sekolah Seni budaya Tubaba.
“Kalau untuk penanggung jawabnya itu saya sendiri sebagai PPTK nya, termasuk kegiatan pembinaan perpustakaan khusus tingkat kabupaten dalam bentuk kegiatan Bimtek” kata Sri
Dijelaskan Sri, pada tahun 2022 dinas perpustakaan juga terdapat kegiatan sosialisasi budaya baca literasi pada satuan pendidikan dan khusus masyarakat.
“Kalau kegiatan sosialisasi itu tadi Bimtek sama seperti tahun sebelumnya, dengan tempat yang sama di tiyuh daya asri, termasuk kegiatan pengembangan berbasis inklusi sosial, ” Pungkasnya (*)